Teka-teki Tanpa Kunci

Hari ini aku bertemu lagi denganmu. Seperti biasa kita tetap bercanda gurau ternyata. Sempat ku berpikir untuk tak menggubrismu. Aku tak mengajakmu berbicara. Kita pergi menaiki mobil, mobil yang berbeda. Kala itu saat mobil kita berpapasan, kau julurkan lidahmu itu untuk bercanda padaku. Ah, mungkin aku memang harus terbiasa dengan ini. Dengan candaan kita seperti sebelumnya. Saat itu kita bercanda seperti biasa, saling ledek. Terkadang saat yang lain sudah pusing dengan perdebatan kita, mereka melemparkan candaan, ‘lama-lama jodoh loh!’ ‘nanti aku nikahin ya kalian! Berantem mulu sih!’. Ah sungguh, itu yang aku harapkan selama ini. Aku suka dengan orang-orang yang merasa ‘ada yang berbeda’ di antara kita.

Tapi jujur,  aku sudah mulai lelah dengan semua pertengkaran gurauan ini. Aku berkata padanya ‘maafin aku ya, aku udah capek, baikkan aja ya?’, tapi dia tak mau menerimanya, sebesar apa pun aku memohon. Tapi setelah dipikir-pikir, hanya dengan bertengkar kita dapat berinteraksi.

Hari ini kita dengan yang lainnya pergi ke suatu tempat makan. Di sana kita bercanda gurau. Teman ku berkata kepadanya ‘kalau kamu jodohnya dia gimana?’, dengan mengalihkan pandangan ke arahku. Saat itu, dengan tegas, langsung, dan spontan, kau berkata ‘gak mungkin lah!’. Sebegitukah tidak sudinya?. Ah sudahlah.

Aku bercerita tentang seorang lelaki yang memperlakukanku sedikit berbeda, walaupun itu cerita lampau, tapi dia adalah kakak tingkat kami. Sehingga kau pun tahu siapa dia. Aku menceritakan itu dengan nada bercanda karena aku merasa tak nyaman dengan perlakuannya saat itu. Kau mendengarkannya dengan seksama. Kau sedikit mencondongkan badanmu ke arahku saat itu. Kau menyimaknya. Apabila ada orang lain yang memutus perkataanmu, dengan cepat kau berkata ‘lanjutin yang tadi’. Saat itu aku sangat senang, sangat. Apakah kau penasaran dengan cerita itu? Cemburu kah kau?. Hanya kau yang tahu. Tapi beberapa saat itu juga kau mendeklarasikan bahwa aku lah satu-satunya musuhmu. Terkadang aku mengacuhkan perkataanmu padaku. Tapi terkadang pula aku tak tahan. Saat aku bergurau, kau tunjukkan wajah seriusmu. Aku bingung. Sebenarnya bagaimana kah perasaanmu padaku? Kau, seperti teka-teki tanpa kunci, sayang.

Leave a comment